Layaknya kesenian pada umumnya, tari memiliki unsur-unsur penyusun. Tanpa unsur-unsur ini, sebuah tarian tidak akan lengkap atau bahkan tidak dapat disebut tarian. Sebutkan unsur-unsur tari ada tujuh, yaitu tenaga, gerak, ruang, penggunaan waktu, ekspresi, tema, dan iringan.
Agar suatu gerakan dapat tercipta, dibutuhkan tenaga. Oleh karena itulah tenaga termasuk unsur utama tari. Tenaga juga penting diperhatikan karena tidak semua jenis tarian menggunakan jumlah tenaga yang sama.
Misalnya, pada tarian yang karakternya gagah, tenaga yang digunakan lebih banyak dibanding tarian yang karakternya halus, dan sebagainya. Dengan kata lain, penari harus mampu menampilkan tarian dengan menggunakan tenaga yang proporsional agar sesuai dengan karakter tarian yang dibawakan.
Layaknya tenaga, gerak juga menjadi unsur utama dalam tari. Gerakan pada tari dibedakan menjadi dua, yaitu gerak murni (mengutamakan keindahan gerak tanpa makna tertentu) dan gerak maknawi (gerak yang sifatnya meniru).
Dalam membawakan tarian, penari juga turut menyampaikan ekspresinya. Ekspresi yang dimaksud tidak seperti ekspresi dalam kehidupan sehari-hari yang biasa diungkapkan melalui kata-kata. Namun, ekspresi tersebut disampaikan melalui gerakan pada tarian.
Sebutkan unsur-unsur tari yang terakhir adalah iringan yang fungsinya mengatur gerak pada tarian. Penggunaan iringan yang dinamis juga dapat menggugah suasana. Akibatnya, penonton pun akan dapat merasakan pesan atau rasa (ekspresi) yang ingin disampaikan penari.