Habitat Cendrawasih

Habitat cendrawasih di Indonesia berada di pedalaman hutan yang ditumbuhi pohon rindang dan besar. Burung cendrawasih gemar untuk bertengger di pohon yang sangat tinggi sehingga bisa menghindari beberapa predator yang berusaha mengkonsumsinya. Selain itu, burung cendrawasih juga senang bertengger di atas pohon yang tinggi sembari melihat situasi di sekitarnya. Ini merupakan sebuah kebiasaan yang sudah menjadi genetik di dalam tubuh burung cendrawasih sehingga burung ini sering bertengger di atas pohon. Jika berbicara tentang habitat burung ini, kita tidak bisa memukul rata karena setidaknya, ke 40 spesies burung cendrawasih memiliki kriteria habitat yang berbeda.

Beberapa spesies gemar berada di daerah yang tinggi dengan cuaca yang agak dingin. Sedangkan spesies lain memilih untuk tinggal dan menetap di daerah yang rendah karena suhu yang relatif lebih bersahabat. Selain faktor ketinggian, faktor makanan juga bisa menjadi alasah burung cendrawasih tetap tinggal atau pergi bermigrasi ke tempat lain. Jika suatu tempat memiliki sumber makanan yang sangat melimpah, maka burung cendrawasih cenderung untuk tinggal dan menetap di daerah sekitarnya. Tapi jika sumber makanan di sekitarnya sudah menipis, burung cendrawasih tak keberatan untuk terbang jauh ke tempat yang memiliki lebih banyak sumber makanan. Akan tetapi, burung ini cenderung menjauhi konflik dengan sesama spesies ataupun dengan hewan lain yang tinggal di hutan. Sehingga faktor predator juga bisa menjadi penentu habitat cendrawasih di tempat asalnya.

Adanya predator kerap membuat burung cendrawasih pergi meninggalkan suatu daerah. Apalagi jika predator tersebut sangat dominan di wilayahnya. Faktor lain yang kerap menjadi asalan burung cendrawasih tinggal atau pergi adalah pasangan. Burung jantan akan mencari pasangan terbaik kemanapun mereka berada. Pada saat musim kawin, sang jantang akan mencari pasangan yang dikira cocok. Saat sudah menemukan yang pas, sang jantan pun akan mengikuti kemanapun sang betina terbang. Cara ini dilakukan agar sang betina mau kopulasi dengannya dan melanjutkan kelangsungan hidup melalui anak-anak yang akan menetas dari telur sang betina.